Sepasang Remaja Viral Dimedsos Cipokan, Diduga Di Area Masjid Islamic Center Indramayu

  • Bagikan
Sepasang Remaja Viral Dimedsos Cipokan, Diduga Di Area Masjid Islamic Center Indramayu (Foto. Fb.NF)

Tanganrakyat.id, Indramayu-Seorang wanita berinisial NF (21) mendadak viral di media sosial karena memasang foto profilnya di facebook adegan bermesraan/ciuman di tempat terbuka lebih miris lagi tempat yang dijadikan baground/latarbelakang mengambil dari tempat ibadah umat Islam, diduga daerah lingkungan Masjid Islamic Center Jalan Soekarno Hatta No.1, Pekandangan, Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang di unggah di media sosial pada hari Minggu (8/3/2020).

Berbagai tanggapan muncul dari teman-teman Facebooknya diantaranya seperti facebook , Wong Dermayu saja ”

Ada lagi dari Lusi Rosalina “ng arep masjidjeh ya ambung2an kaya lk genah sejen bae”

 

Ada lagi dari facebook atas nama Gonuy “Wah ng masjid malah cipokan”

Direktur PKSPD (Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah) dan Pemerhati masalah sosial O’ushj.dialambaqa saat di mintai pendapat terkait tingkah polah remaja indramayu mengatakan “jika tempat ibadah seperti Islamic Certer dan lainnya dijadikan sekaligus sebagai tempat rekreasi, maka jika terjadi seperti pada pamer foto bermesraan atau berciuman bahkan sampai menjadi tempat esek-esek dan atau sebagai media transaksi seksual (pelacuran) baik yang terbuka maupun yang tersembunyi adalah sebagai konsekuensi logis dari sebuah tempat rekreasi atau wisata.

Jika adanya klaim Islamic Center dikatakan sebagai wisata rohani, ini pun mencerminkan logika yang rancu, kekacaubalaun itu mengakibatkan seperti yang kita lihat sekarang ini. Ini pula menunjukkan realita fakta bahwa klaim Indramayu religius yang digembargemborkan dan sekaligus yang mendapatkan puluhan penghargaan dari berbagai pihak, ternyata itu hanya merupakan politisasi semata.

“Faktanya terbalik, itu baru sepasang abg (anak baru gede) yang berani memamerkan diri dalam unggahan foto. Itu fakta, jadi jangan kita bantah dengan apologi itu hanya sepasang abg saja.

Untuk menguji ketidakbenaran bantahan tersebut, kita bisa pasang cctv maka yang bisa kita lihat puluhan yang melakukan hal serupa. Contoh lainnya yang tidak kalah penting dan tidak tahu malu, hampir setiap mobil truk atau niaga barang selalu turun untuk setor atau saweran masuk dalam ruang kaca riben pos Polisi, padahal di depanya adalah Islamic Center yang menjadi lambang kesucian Islam atau area tempat ibadah, pos Polisi yang berkaca riben tempat saweran itu berada dalam demarkasi tempat ibadah, toh tidak malu juga, Minggu, 8/03/2020) pukul 16.30 WIB.

Lanjut Direktur PKSPD Jadi apa yang dilakukan sepasang abg (anak baru gede) tersebut belajar dari ketidakmaluan aparatus negara yang berada dalam pos tersebut.
Keteladanan buruk itu menginspirasi sepasang abg yang juga tidak malu-malu.

Jika ada political will dari orang-orang yang bertanggungjawab atas demarkasi tempat ibadah tersebut yang bernama Islamic Center, dulu riwayat pengimaman Masjid Yayasan Muslim Pancasila itu juga banyak kondom, yang waktu PKSPD kritis pedas karena mencari kambing hitam, maka solusinya sesungguhnya sangat amat sederhana yaitu: 1. Mau tidak mau harus memasang lampu penerangan jalan yang terang atau lampu spot yang menyebar ke fokus kemesraan atau situasi yang sensual. 2. Mau tidak mau harus melakukan patroli, jika kedapatan tengah berciuman, maka orang tua dari yang bersangkutan diundang untuk melakukan pembinaan, tak perlu diekspos ke publik terkecuali jika sudah berkali-kali melakukan hal yang sama lantas terjaring razia, bahkan jika sebagai terapi psikologis sosial massa, yang melakukan perbuatan itu berkali-kali harus ditayangkan ke layar monitor besar dengan titipan pesan sehingga berefek jera. 3. Memasang cctv pada tempat-tempat yang dianggap romantis untuk menghindari terjadinya praktek romantisme yang tidak pada tempatnya.

Yang terjaring cctv berulangkali harus ditayangkan dalam layar monitor besar sehingga mendapat perhatian publik yang serius.

Yang lebih penting bahwa kiprah Islamic Center adalah bagaimana bisa menciptakan atau membangun peradaban, keteladanan moralitas atas ucapan, sikap,tindakan dan prilaku dalam keseharian dan dalam kehidupan sosial, budaya dan politik tidak bagaikan langit dengan bumi. Pandai bercakap dan berkhutbah tapi keteladanan baik dalam perbuatan tak sejalan itu jangan sampai terjadi.

Hentikan arogansi klaim bahwa Indramayu religius karena itu bukan milik karakter manusia biasa. Kita terlampau pongah, congkak, sombong dan takabur mengklaim dirinya atau kotanya atau Indramayu itu religius, karena salah satu fakta saja adalah sarangnya korupsi, oligarki kekuasaan dan masih banyak lagi jika kita harus bongkar dengan nurani atau kejujuran, bisa berhalam-halaman, tak muat, pungkasnya. (C.tisna)

  • Bagikan

Comment