Supendi Samian: APBD Senjata Pemusnah Massal

  • Bagikan
Supendi Samian, APBD Senjata Pemusnah Masal. (Foto. Istimewa).

Tanganrakyat.id, Indramayu-APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan

Menurut Supendi Samian, S.E,.M.M, Ketua STIDKI NU Indramayu masyarakat di daerah sesuai dengan aturan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui oleh pemerintah daerah dan DPRD, serta ditetapkan dengan peraturan daerah.

APBD pada hakekatnya roh dan keberkahan untuk rakyat tetapi menjadi fakta terbalik, bahwa APBD menjadi tempat saham transaksional , karena tempat berbagi kasih secara bersama untuk berbagi  proyek dan fee yang dilakukan tampa ada rasa takut dan berdosa yang seolah-olah  harta karun dan uang tampa ada yang punya. Hal ini menjadi hebit yang terus tumbuh berkembang sebagai jalan menuju jeruji besi.

APBD yang penuh manfaat dan berkah menjadi mimpi di siang bolong, serta sebuah khayalan keinginan dan cita – cita rakyat untuk sejahtera, yang terjadi hanya menjadi petaka membelenggu rakyat untuk tidak bisa melepaskan dari kekuasaan, karena APBD sebagai senjata kimia pemusnah massal untuk membeli suara dan merusak moral dan sistim demokrasi, sistim ini terbukti nyata serta berhasil mempengaruhi rakyat, tokoh masyarakat, LSM , Ormas,  ulama dan partai politik dan menimbulkan karakter individulis dalam mempertahankan kenyamanan hidupnya tampa punya rasa sence of sosial dan sence of crissis, dengan kata dan kalimat lain, biarkan IPM rendah dan rakyat yang tidak dapat hidup sejahtera, yang penting saya , keluarga dan kelompoknya menikmati kebahagian dan kesejahteraan hidup.

Lanjut Supendi, dengan kondisi yang sangat memprihatinkan terhadap kondisi sosial masyarakat dari  dampak APBD yang tidak digunakan sesuai  tujuan, fungsi dan manfaatnya, maka harus segera diakhiri, dengan menggelorakan semangat perubahan, dengan cara rakyat untuk tidak lagi memilih pemimpin dan partai yang telah  mencatat dan menorehkan sejarah hitam dalam demokrasi dan sistim pemerintahan, serta memutus jaringannya untuk tidak bisa tumbuh kembali, seperti halnya membasmi virus corona, sehingga harapan hidup sejahtera penuh  humanis tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial masyarakat yang penuh kedamaian.

Dalan keadaan seperti ini, rakyat harus waspada dan berhati – hati terhadap pemimpin yang seolah – olah  Agamis dan penuh dengan kebaikan, diterangkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: ” Akan datang kepada masyarakat tahun-tahun yang penuh tipuan dan kebohongan. Pada tahun-tahun itu pembohong dipandang jujur, yang orang yang jujur dianggap pembohong, pada tahun-tahun tersebut para pengkhianat dianggap orang yang amanah, sedangkan orang yang amanah dianggap pengkhianat. Pada saat itu yang berbicara adalah ruwaibidhah.” Lalu ada sahabat bertanya, “Apakah ruwaibidhah itu?” Rasulullah menjawab, “Orang bodoh yang berbicara atau mengurusi urusan umum atau publik.” (HR Ibnu Majah: 4036).

Semoga kita semua adalah orang-orang yang di berikan kepekaan dan kecerdasan sosial dan kebenaran  untuk memilih pemimpin yang mengunakan APBD untuk kebaikan dan kemaslahatan, pungkasnya. (C.tisna).

  • Bagikan

Comment