Pelayanan RSUD Pantura MA Sentot Patrol Terburuk Di Indramayu

  • Bagikan
Pelayanan RSUD Pantura MA Sentot Patrol Terburuk Di Indramayu (Foto. Red)

Tanganrakyat.id, Indramayu-Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pantura MA Sentot Patrol terburuk di Kabupaten Indramayu, hal ini bisa kita lihat saat pasien mengantri di pendaftaran saat akan berobat.

Dan ini menjadi tanda tanya akan kinerja Pemerintah daerah Indramayu dan juga kinerja anggota DPRD Kabupaten Indramayu Komisi II yang membidangi kesejahteraan masyarakat, bermitra dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit hingga mengurusi pelayanan publik seperti rumah sakit aja tidak becus.

Kinerja mereka sangat dipertanyakan masyarakat karena Rumah Sakit Umum Daerah Pantura MA Sentot Patrol tidak layak untuk dijadikan rumah sakit rujukan yang representatif di jalur Pantura, Jum’at (13/03/2020).

Direktur PKSPD (Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah dan pemerhati masalah sosial O’ushj.dialambaqa ikut geram dengan buruknya pelayanan publik tersebut” jika persolananya RSUD Sentot soal antrian pengambilan nomor pasien berobat, berarti manajemennya sangat buruk, ada kemungkinan buruk juga dengan pelayanan terhadap pasien.

Direktur PKSPD (Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah dan pemerhati masalah sosial O’ushj.dialambaqa (Foto. Red)

“untuk manajemen antrian solusinya sederhana dengan menggunakan sistem tekan tombol secara mekanis seperti yang dipakai diperbankan, yaitu: 1. Ada pengklasifikasian pada tombol seperti jika pasien dikatagorikan dalam 3 jenis pelayanan yakni: a. Tombol pasien umum non BPJS. b. Tombol pasien BPJS Berbayar dan c. Tombol pasien BPJS Miskin (Gratis tanggungan negara).
2. Ada batas maksimal pelayanan pasien perhari. Jadi kertas antrian yang keluar dari tombol juga harus dibatasi, seperti, A. Untuk pasien BPJS Miskin hanya tersedia kartu antrian sebanyak untuk 10 pasien per hari, karena ada info yang dibatasi jumlah pelayanan pasienya. B. Untuk BPJS Berbayar antrian hanya tersedia untuk pelayanan 100 pasien per hari dan C. Untuk pasien non BPJS tersedia antrian untuk 100 pasien. Pasien yang darurat tentu tidak melalui pintu atau tombol antrian karena langsung ke IGD.
3. Pihak manajemen juga harus menginformasikan kepada calon pasien dengan memandang pemberitahuan bahwa untuk pasien BPJS terbatas pada jenis untuk penyakit apa saja. Begitu juga untuk BPJS Berbayar kelas 1, 2 dan 3. Termasuk pemberitahuan bahwa tidak semua obat bisa menggunakan BPJS,” tegas O’ushj.dialambaqa, Jum”at (14/03/2020) yang terbiasa di panggil Pak Oo.

Lanjut Oo, Ini penting agar tidak terjadi penumpukan antrian calon pasien seperti ngantri sembako murah pada operasi pasar. Jika ada calon pasien yang tidak mau tahu dan atau tidak mau membaca pemberitahuan yang terpampang dengan jelas maka harus ada petugas yang mengawal untuk memandu calon pasien yang membandel atau yang tidak mau tertib karena itu produk masyarakat rusak, maunya pokoke-pokoke.

Baca juga:Pasien RSUD Indramayu, Keluhkan Pelayanan Yang Bertele – Tele Dan Kesampingkan Aspek Kemanusiaan

Saat ini Direktur RSUD Pantura MA Sentot Patrol, Dr. Kurniawan belum bisa dikonfirmasi terkait pelayanan terburuk rumah sakit yang dipimpinnya. (C.tisna)

  • Bagikan

Comment