Kondom Bekas Berserakan Di SC Dinas Saling Lempar Tanggung Jawab

  • Bagikan
Kondom Bekas Berserakan Di SC Dinas Saling Lempar Tanggung Jawab. (Foto.Red)

Tanganrakyat.id, Indramayu-Tim investigasi Tanganrakyat.id berdasarkan keluhan masyarakat bahwa di Sport Center (SC) Indramayu di indikasikan sebagai tempat maksiat karena, disitu ada bangunan-bangunan kosong ditemukan ratusan kondom bekas. Menyangkut hal itu, Kadis Dispora (Dinas Kepemudaan dan Olahraga) dan Plt. Kasatpol PP Indramayu saling lempar tanggung jawab.

“Pelan-pelan tapi pasti kami berusaha mengajukan permohonan anggaran pemeliharaan dan perawatan dari APBD, karena kesannya terbengkalai dan kumuh sehingga di manfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, soalnya peneranganya juga kurang,” kata Kadis Dispora Indramayu, Drs. Jahirin saat di temui di kantornya. Rabu, (20/01/2021).

Menurutya, untuk bangunan yang didapati banyak kondom bekas tersebut, pertama untuk memastikan tidak di kunci atau terkunci bangunannya pihaknya akan cek kelokasi. Kemudian, pihaknya juga akan memastikan pemilik dari bangunan agar kemudian di berikan surat teguran.

“Ketiga, kami juga akan melapor kepada pak Sekda (Sekertaris Daerah) untuk bersurat kedinas terkait, karena penertiban itu wilayah kerjanya Kasatpol PP. Kami sebagai pemilik kawasan, baik itu di Gor, SC, dan Stadion Tridaya (Indramayu-red) itu merupakan Badan Milik Daerah (BMD) yang di kelola oleh Dispora,” terangnya.

Masih menurut Drs. Jahirin, pihaknya tidak saling menunjuk Dinas mana yang bertanggung jawab karena ini milik Pemerintah Daerah (Pemda) berarti didalamnya Dispora juga harus ikut memikirkan dan bertanggung jawab sebagai SKPD yang punya tugas dan funsi pemeliharaan sarana prasana dan infratruktur olahraga.

“Yang pasti bahwa keberadaan tempat-tempat yang dimaksud itu memang ada banyak dinas terkait, contoh parkir ada di wilayah Dinas Perhubungan, kawasan pepohonan dan taman ada bagian dari Dinas Kimrum, ketika berbicara kebersihan itu ada di Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Jadi saling bersinergi sebenarnya, cuma ketika berbicara pengawasan itu ada kelemahan sebenarnya karena tidak satu dinas,” paparnya.

“Keinginan kami, makanya kami sedang menyusun Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) tentang keolahragaan di dalamnya juga pengawasan tentang sarana prasarana olahraga. Karena, kita punya posisi yang lemah ketika kami harus menindak, payung hukumnya, dasarnya dari mana,” lanjut Jahirin.

Lebih dalam, bahkan pihaknya juga sudah bersurat seijin pak Sekda ke dinas terkait yaitu Satpol PP,  cuman apakah sudah di respon atau belum nanti juga akan di koordinasikan kedinas terkait, “ini kan bukan bagian murni dari Dispora sebenarnya ada bagian-bagian tertentu yang menjadi tanggung jawab dinas lain,” ucapnya.

Yang jelas pihaknya sangat tidak berkenan dan akan membenahi, kemidian akan berkoordinasi dengan Pemda dalam kondisi seperti ini, mohon dinas terkait yaitu Satpol PP agar menertibkannya.

“Sebagai stalkholder harap secara berkala dan rutin  Satpol pp bisa berkeliling dan memantau mengawasi juga,” tambahnya.

Sementara itu, Plt. Kasatpol PP Kabupaten Indramayu, H. Hamami Abdulgani mengungkapkan, pihaknya hanya mengurus ketentraman dan ketertiban umum (Trantibum) kemudian untuk masalah tempat tersebut itu milik Dispora, sehingga seharusnya pihak Dispora dengan adanya temuan tersebut segera mengirimkan surat kepadanya.

“Kami hanya mengurus Trantibum, masalah tempat kan punya Dispora, harusnya Dispora dengan adanya begitu mengirimkan surat kepada kami, sesudah dikirim surat nanti kita kirim anggota. Kita ga bisa sembarangan kerja di daerah orang,” ungkapnya, di hari yang sama saat ditemui di kantornya.

Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan, kalau ada teemuan itu kemudian Dispora nya ngirim surat, untuk operasi dan sebagainya pihaknya akan jalan, dalam artian dengan program khusus.

“Kalau ada temuan itu kemudian Dispora nya ngirim surat ke kami, untuk operasi dan sebagainya kami jalan. Artinya dengan program khusus kalau patroli mah biasa rutin, kalau itu mah dengan program khusus berarti di lokasi itu, itu Disporanya ngirim surat dasar kita operasi,” katanya.

“Terakit koordinasi, Dispora nya sudah koordinasi dengan Satpol PP bukan? dasar surat permohonan kepada kami dengan nomor berapa? akan kami penuhi kalo iya ada,” sambungnya.

Menanggapi Polemik tersebut, Pemerhati masalah sosial O’Ushj Dialambaqa dan juga Direktur PKSPD (Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah) mengatakan Kondom, miras dan obat-obatan itu ada di SC sudah bertahun-tahun memang sudah ada.

Baca juga:Bangunan Masjid Islamic Center Diduga Kental Korupsi

“Kelebihan kenakalan tersebut tidak saja terjadi di SC, dulu di mikrab masjid Yayasan Muslim Pancasila atau Islamic Centre saja berani kondom dan celana dalam ada di pengimaman begitu banyak, alhamdulillah sekarang karena Islamic Center dijadikan wisata agama sehingga ramai terus tetapi ternyata tempo hari sepasang remaja bermain sinetron adegan mesra berciuman di depan (luar pagar) IC sempat ramai dan saling bantah bukanya menyelesaikan masalah padahal masalahnya sederhana. Itulah resiko tempat rekreasi atau tempat mangkal keramaian orang yang difasilitasi kemesemuannya oleh PAD ( Pendapatan Asli Daerah) atau Bupati yang punya otoritas. Itu pula sesungguhnya mitto (motto-red) Remaja tersebut gagal. Apakah Bupati Nina Lucky mau membudayakan kegagalan religius? Sebab kegagalan tersebut karena Bupati, dewan dan jajaran pemerintahanya pun kita sukanya membangun simbol-simbol religi hanya untuk pencitraan politis dan atau merebut penghargaan politis dengan main belakang semata. Jadi tidak aneh dan memang lucu-lucu saja,” tegas O’Ushj Dialambaqa, Rabu (20/1/2021).

Lanjut O’Ushj Dialambaqa  atau lebih dikenal dengan Pak Oo , untuk mencegah kondom, miras dan obat-obatan berserakan di mana-mana terutama di SC, maka setiap tempat rekreasi atau tempat berkumpulnya banyak orang karena tidak hanya remaja atau muda mudi yang melakukan itu, harus ada pengawasan yang ekstra, minimal lampu penerangan jalan diperbanyak dan dengan nyala yang terang benderang. Yang terjadi disengaja dengan lampu yang remang dan sedikit lampu jalan yang dipandang. Nah ini berarti sengaja mengundang kemesuman, mengundang kondom, miras  dan obat-obatan betah di tempat itu. Dulu PKSPD berkali-kali mendatangi dan menggedor Pemkab agar disetiap tempat rekreasi seperti Dayung, SC, IC, Kayu Putih dan lainya dipasang penerangan lampu yang terang sebagai upaya pencegahan tindak kriminal, kemesuman dan lainya. Dengan lampu yang terang dan banyak dipasang di lokasi tersebut bisa menciptakan rasa malu seperti masa iya mau minum-minuman, jambret, nodong atau begal dan main kondom di bawah terang lampu? Pasti malu jika masih punya kemaluan.

Solusi berikutnya, fakta yang bisa kita lihat diduga adanya jeruk makan jeruk dan adanya pagar makan tanaman, sehingga adanya Satpol PP dan Kamtibmas Kepolisian tinggal nama, diduga tidak menunaikan tugasnya sesuai fungsi dan peranannya malah terjadi ikut bermain atau melakukan pembiaran padahal itu semua terjadi di depan matanya. Ujung-ujungnya menjadi ladang bersama, suka sama suka dan tahu sama tahu kondisi seperti itu. Memejamkan mata tetapi religius tetap harus didendangkan dan digemakan, ini problematikanya.

Lama kelamaan juga kondom, miras dan obat-obatan berada di sekitar Pendopo dan Masjid Agung karena disekitarnya sudah jadi tempat rekreasi. Nah itu oleh Bupati Nina Lucky yang harus dipikirkan. Karena itu resiko tapi resiko dari dampak itu bisa diatasi jika punya Politicall will.

Baca juga: Sepasang Remaja Viral Dimedsos Cipokan, Diduga Di Area Masjid Islamic Center Indramayu

Sedangkan Ketua Karang Taruna Kelurahan Karanganyar, Radi mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap keadaan SC saat ini dan berharap SC bisa segera di benahi dan di kembalikan seperti layaknya tempat untuk berolahraga.

“Saya merasa miris dengan hal itu, hati mah kaya di sayat-sayat pengen nangis. Kami juga sebagai Karangtaruna (setempat-red) pengen berbuat baik untuk SC ini, semoga Bupati yang baru dan dinas terkait yang ada di SC, mohon SC ini segera di perbaiki di kembalikan seperti semula,  awalnya kan SC ini di buat untuk olahraga,” harapnya.

Kalau dulu waktu pertama dibangun itu khusus untuk olahraga, kami selaku Karangtaruna sekaligus masyarakat sekitar merasa miris saja, berharap dinas-dinas yang terkait segera memperbaiki SC kami, kami pun siap membantu kalau tenaga Karang Taruna disini di butuhkan.(Candra)

 

  • Bagikan

Comment