KARTU MERAH BUPATI! PDAM Indramayu Rugi Rp8 Miliar/Bulan, Kebocoran Tembus 34% Gara-Gara Pipa Tua dan SKANDAL Water Meter

  • Bagikan
Bupati Indramayu Lucky Hakim (tengah) Foto: Red

​Indramayu, tanganrakyat.id – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Darma Ayu (TDA) Kabupaten Indramayu berada di ujung tanduk. Tingkat kebocoran air bersih perusahaan daerah ini meledak hingga 34%, jauh di atas ambang batas ideal Kementerian PUPR (25%), memicu kerugian fantastis yang dikabarkan mencapai Rp8 miliar per bulan.

​Angka kerugian yang mencengangkan ini langsung menjadi ujian kredibilitas bagi Direktur Utama Nurpan dan Direktur Umum Sunaryo, yang baru dilantik pada 17 Oktober 2025.

​Bupati Indramayu, Lucky Hakim, yang juga menjabat sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM) Perumdam TDA, mengeluarkan ancaman tegas yang setara dengan kartu merah bagi direksi.

​”Teknisnya saya tidak masuk, tapi resiko sebagai direktur dibawah kepemimpinan saya jelas, anda tidak boleh rugi, harus untung! Kalau satu tahun rugi, itu sudah kartu merah. Dua tahun berturut-turut rugi, maka anda harus mundur,” tegas Lucky Hakim, mengacu pada fakta integritas yang telah ditandatangani.

​Ancaman ini merupakan sinyal kuat bahwa KPM tidak akan mentolerir kegagalan.

Sebelumnya, Bupati Lucky Hakim bahkan sempat mengancam bahwa masa jabatan direksi baru ini bisa saja hanya berlangsung satu setengah tahun jika tidak ada dampak perbaikan yang terlihat.

​Salah satu biang keladi utama tingginya kebocoran adalah jaringan pipa tua peninggalan lama yang sudah berkarat. Masalah ini menyebabkan air yang keluar di rumah pelanggan seringkali berwarna kuning.

​”Air dari tempat pengolahan itu bersih, tapi ketika sampai ke rumah masyarakat jadi kuning. Itu karena pipa-pipa lama. Maka dari itu, kami akan berinvestasi besar-besaran untuk peremajaan jaringan pipa,” ungkap Lucky.

​Persoalan kualitas air ini bukan yang pertama. Pada April 2025, Perumdam TDA bahkan dipaksa memberikan kompensasi 3 kubik air gratis kepada sekitar 24 ribu pelanggan yang airnya keruh akibat proses pembersihan pipa (flushing).

​Di tengah krisis layanan, Perumdam TDA juga dikabarkan terjerat dugaan kasus yang lebih serius. Informasi internal menyebutkan adanya dugaan kasus kebocoran water meter yang sedang ditangani Polda Jawa Barat.

​”Jumlah kerugian untuk 29 ribu pelanggan saja nilainya 3 miliar. Kalau dihitung jumlah 130 ribu pelanggan saja, ini kerugian bisa mencapai 12 miliar,” ujar sumber internal yang meminta dirahasiakan.

​Masalah operasional juga menjadi sorotan, di mana Perumdam TDA pernah dikritik keras karena menggunakan tenaga harian lepas bergaya ‘koboi’ tanpa seragam dan legalitas jelas saat mencopot meteran air pelanggan yang menunggak.

​Menyikapi masalah yang kompleks ini, Bupati Lucky Hakim kini fokus mencari solusi radikal. Ia akan mencari investor besar-besaran untuk revitalisasi sistem air bersih Indramayu.

Baca juga:

​7 Calon Adu Gagasan di Seleksi Direksi PDAM Indramayu: Bupati Lucky Hakim Beri ‘Ancaman’ Evaluasi Ketat!

​Selain itu, KPM menggarisbawahi peluang besar di sektor industri, khususnya Kawasan Industri Losarang. Lucky Hakim menegaskan bahwa Perumdam TDA harus hadir di sana, meskipun pembiayaan investasi dapat menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT). Keuntungan dari tarif industri yang lebih tinggi ini akan disuntikkan kembali untuk meningkatkan pelayanan air bagi masyarakat.

​Langkah ini diperkuat dengan adanya kunjungan Bupati ke Kementerian PUPR baru-baru ini untuk mendorong peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Widasari – Lohbener, mengingat kapasitas air Indramayu saat ini sudah semakin menipis.

​Sayangnya, hingga berita ini diturunkan (Kamis, 13/11), Direktur Utama Nurpan, Direktur Umum Sunaryo, dan Manager Humas PDAM Indramayu, Sutoni, belum memberikan tanggapan terkait krisis ini.

Penulis: Kakang Prabu
  • Bagikan

Comment