Indramayu, tanganrakyat.id – Suasana politik desa di Indramayu memanas menjelang pesta demokrasi rakyat, Pemilihan Kuwu (Kepala Desa) serentak yang dijadwalkan pada tanggal 10 Desember 2025. Salah satu kandidat yang menjadi sorotan adalah Sudarto, bakal calon Kepala Desa Sukawera, Kecamatan Kertasemaya. Hari ini, Jumat (28/11).
Baca juga:
Demokrasi di Indramayu Bergulir: Sarifullana, Dulyani, Khaerul Anam, dan ABD Basyir Siap Bertarung!
Sudarto turut menghadiri acara Deklarasi Damai yang digelar di halaman kantor Bupati Indramayu (Pendopo), sebuah langkah yang menunjukkan komitmennya untuk proses pemilihan yang tertib dan damai.
Acara Deklarasi Damai ini menjadi momen penting bagi seluruh calon Kuwu se-Indramayu. Dalam agenda tersebut, disepakati empat poin ikrar krusial yang wajib dipatuhi. Poin-poin ini meliputi perwujudan Pilwu yang berasaskan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil (Luber-Jurdil), kepatuhan terhadap undang-undang, menjunjung tinggi saling menghormati hak dan kewajiban, serta poin paling vital: kesiapan untuk menerima hasil pemilihan, baik menang maupun kalah. Sudarto, yang diklaim telah dipilih dan didukung oleh masyarakat Sukawera, hadir sebagai wujud tanggung jawab terhadap ikrar tersebut.

Baca juga:
Indramayu 139 Desa Gelar Pilwu Serentak 2025, Desa Singajaya Gelar Sosialisasi
Desa Sukawera sendiri memiliki brand kuat sebagai sentra kerajinan bordir di Kecamatan Kertasemaya, namun belakangan pamornya disebut mulai meredup. Kondisi ini menumbuhkan harapan besar di kalangan masyarakat Sukawera untuk melihat adanya perubahan signifikan dan perbaikan yang lebih baik dari kondisi saat ini.
Mereka mendambakan adanya tindak lanjut yang serius terhadap seluruh pembangunan desa, baik yang sudah berjalan maupun yang belum, demi terwujudnya peningkatan kesejahteraan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
Menyambut harapan masyarakat, Sudarto menyatakan kesiapannya untuk mengabdi penuh di desa Sukawera. Bekal pengalamannya tidak main-main; ia pernah menjabat sebagai Juru Tulis Desa Sukawera dari tahun 1997 hingga 2006, di bawah kepemimpinan Kepala Desa saat itu, Abdulloh.
Pengalaman ini diyakini menjadi modal dasar yang kuat untuk memahami seluk-beluk administrasi dan kebutuhan mendasar desa.
Dukungan untuk Sudarto juga datang dari figur berpengaruh desa. Abdulloh, yang merupakan Kuwu ke-6 Desa Sukawera, secara terbuka mengusung dan mendukung Sudarto. Abdulloh mengungkap bahwa dukungan ini memiliki latar belakang silsilah keturunan Kuwu terdahulu.
Ia berharap, jika Sudarto terpilih sebagai Kuwu ke-10 Desa Sukawera pada tahun 2025, ia akan menjadi pemimpin yang lebih amanah, rukun (guyub) dengan warga, serta aktif dalam setiap kegiatan tanpa memandang perbedaan atau diskriminasi.
Dalam kesempatan obrolan santai dengan awak media, Sudarto memaparkan secara spesifik program prioritasnya. Ia berjanji, jika terpilih, langkah pertamanya adalah lebih memperhatikan dan meningkatkan industri usaha bordir Desa Sukawera yang kini mulai redup.
Hal ini akan diwujudkan melalui peningkatan pemberdayaan masyarakat, khususnya pelatihan-pelatihan kerja yang bertujuan meningkatkan kreativitas usaha dan, secara otomatis, mengurangi angka pengangguran pemuda desa.
Komitmen Sudarto tidak berhenti pada sektor ekonomi dan pemberdayaan. Secara mengejutkan, ia juga mengungkapkan rencana alokasi khusus. “Hasil dari gaji Kuwu akan saya alokasikan khusus sebagai sumbangsih untuk masjid yang ada di Sukawera,” tegasnya.
Janji ini menunjukkan adanya perhatian Sudarto terhadap pembangunan spiritual dan sosial keagamaan di desa.
Dengan rekam jejak pengalaman sebagai juru tulis dan visi kebangkitan bordir, Sudarto kini menjadi salah satu kandidat kuat yang membawa harapan perubahan bagi Desa Sukawera.













Comment