Jakarta , tanganrakyat.id – Krisis kelistrikan yang melanda Aceh pascabencana banjir memicu kritik tajam terhadap kepemimpinan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.
Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) sekaligus Koordinator Nasional Re-LUN, Haji Teuku Yudhistira, pada Kamis, 18 Desember 2025, menilai PLN gagal memberikan kepastian kapan sistem akan pulih 100% setelah 16 hari blackout.
Kondisi ini dianggap sebagai bukti nyata adanya krisis kepemimpinan di tubuh perusahaan setrum negara tersebut yang seharusnya menjadi perhatian serius Presiden Prabowo Subianto.
Yudhistira menyayangkan ketiadaan solusi taktis seperti pemanfaatan panel surya (solar panel) dan baterai untuk memulihkan listrik di titik-titik vital secara cepat.
Menurutnya, dalam situasi darurat di mana infrastruktur kabel lumpuh dan distribusi BBM genset terhambat, teknologi energi terbarukan adalah jawaban paling logis. Ia pun menyentil Dirut PLN yang dianggap lebih fokus pada konten pencitraan dan seremonial transisi energi daripada menyiapkan sistem siaga bencana yang konkret di lapangan.
Kritik ini didasarkan pada rekam jejak kelistrikan Aceh yang sudah dua kali mengalami pemadaman total bahkan sebelum bencana melanda. Yudhistira mendesak agar PLN menggunakan anggaran darurat atau dana CSR (TJSL) untuk pengadaan panel surya di lokasi krusial seperti Rumah Sakit, SPBU, dan tenda pengungsian. Ia mempertanyakan transparansi anggaran PLN, khawatir jika alokasi dana justru habis untuk mengejar penghargaan demi citra personal pimpinan alih-alih untuk keandalan sistem.
Lebih lanjut, ia membandingkan penanganan krisis di Aceh dengan negara lain seperti Puerto Rico dan Nepal yang sukses memanfaatkan mikrogrid surya saat infrastruktur utama hancur. Di Indonesia, narasi transisi energi dan pembentukan perusahaan patungan panel surya dinilai masih sebatas seremoni.
Yudhistira menegaskan bahwa energi bersih seharusnya hadir sebagai solusi nyata saat krisis, bukan sekadar proyek jangka panjang yang tidak siap digunakan ketika rakyat sedang menderita kegelapan.
Sebagai penutup, ia menekankan bahwa meski pemulihan jaringan utama adalah prioritas jangka panjang, penggunaan panel surya adalah harga mati untuk menyelamatkan nyawa di masa darurat.
Baca juga:
Kepemimpinan PLN dituntut untuk tidak hanya “sok sibuk” di media sosial, tetapi memiliki determinasi dan empati dalam mengeksekusi solusi teknis yang cepat. Tanpa kesiapan sistem darurat yang matang, kepercayaan publik terhadap komitmen transisi energi pemerintah terancam luntur.













Comment