Tanganrakyat.id, Indramayu – Informasi di temukannya susunan Bata -Bata yang membentuk sebuah bangunan yang di duga mirip candi di Blok Dingkel Desa Sambimaya Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu viral di media sosial, atas laporan dari Dedi Musasih Tim Cagar Budaya (TCB) Kabupaten Indramayu ke Balar Bandung bersama Cagar Budaya dan Permusiuman Kabupten Indramayu akhirnya turun ke lokasi untuk melihat secara langsung dan sekaligus Observasi tahap awal. Hal ini disampaikan oleh Suwarto Agustinus selaku PLT Kasi Cagar Budaya Dan Permuseuman yang menangani tentang temuan temuan cagar budaya dan permuseuman.
“Tahapan awal dan juga tim dari Balar (Balai arkeologi) Bandung mengatakan bahwa ini baru di duga sebuah Candi, nah kalau itu pada awal abad keberapa keberapanya mungkin akan dibutuhkan penelitian secara bertahap,mungkin nanti tim dari Balar akan membawa bata untuk observasi agar bisa diketahui eranya ataupun kurang lebih di Tahun keberapa ataupun abad keberapa mengambil dari abad ke-3 atau bab 16 itu masanya masa era hindu-budha dan mudah-mudahan ini seperti yang terjadi di daerah Karawang, tentu secara otomatis akan mengubah sebuah sejarah yang ada di Kabupaten Indramayu bahwa sejarah Indramayu yang tercatat dalam buku adalah 15270 sementara di salah satu desa di Desa sambimaya Kecamatan Junti ada sebuah peradaban Hindu Budha berarti lebih dahulu di bandingkan abad 15 ada yang menyatakan bahwa ini katanya kalau melihat dari struktur Bata material batu itu memang hampir sama dengan salah satu era zaman Majapahit tapi itu kan baru perkiraan kasat mata. Untuk lebih memastikan karena harus ada uji laboratorium dulu, ” ujar Suwarto Agustinus yang akrab di panggil Pak Tinus, Sabtu (9/11/2019).
Sedangkan Kepala Balar Bandung Deni Sutrisna mengatakan ini merupakan peninjauan awal dari kemungkinan-kemungkinan yang dianggap masyarakat atas dugaan Candi di Block Dingkel Desa Sambimaya Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat, Sabtu (9/11/2019).
“Penelitian selanjutnya akan lebih intensif dan tentunya saya berharap bahwa masyarakat yang antusias untuk melihat tadi itu tidak saja untuk melihat tapi harapan kami adalah turut menjaga ikut melestarikan ya jadi jangan sampai antusiasme begitu besar masyarakat untuk melihat namun mereka mengabaikan kepentingan kepentingan yang lain kayak tadi ada masalah soal kebun orang dan sebagainya itu sebaiknya memang kita atur, kalau menurut saya mau melihat silahkan tapi kalau untuk undang-undang tidak boleh merusak mencuri apalagi menghancurkan,” ujar Deni, Sabtu (9/11/2019).
Lain halnya dengan Salah satu tokoh masyarakat di Block Dingkel Desa Sambimaya Pak Rasim (74) menambahkan bahwa Blok Dingkel itu dari tahun 1955 sudah di sebut Block Candi namun 1956 pemilik lahan tidak mau di sebut Block candi dan di ganti dengan Block Bakri karena beliau pemilik tanah pertama. Dan masyarakat situ juga sudah tau dari dulu kalau ada bata-bata berukuran besar malah di ambilin buat menguruk bangunan karena tidak tau kalau bernilai sejarah, kalau tau bernilai sejarah sudah barang tentu kami akan menjaga dengan baik, pungkasnya. (Tim: tanganrakyat)
Comment