Indramayu, tanganrakyat.id – Kabupaten Indramayu menghadapi krisis serius menyusul lonjakan dramatis kasus HIV/AIDS. Data terbaru hingga September 2025 menunjukkan penambahan 404 kasus baru hanya dalam waktu sembilan bulan.
Angka kumulatif kasus sejak 1993 kini telah mencapai total yang mengkhawatirkan: 5.635 kasus.
Menanggapi situasi ‘darurat’ ini, Pemerintah Kabupaten Indramayu meluncurkan strategi agresif yang diumumkan bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia 2025.
Langkah paling berani yang diambil Pemkab Indramayu adalah perluasan akses layanan pengobatan Antiretroviral (ARV) secara signifikan.

Sebelumnya, layanan vital bagi Orang dengan HIV (ODHIV) ini hanya tersedia di dua fasilitas kesehatan, yaitu RSUD Indramayu dan RS Bhayangkara Losarang. Kini, akses tersebut telah diperluas ke 16 Puskesmas di seluruh Kabupaten Indramayu.
Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kemasyarakatan, Deden Boni Koswara, menjelaskan bahwa perluasan ini bertujuan untuk mempermudah penanganan komprehensif.
“Layanan pemberian ARV kini bisa dilakukan di 16 Puskesmas di Kabupaten Indramayu. Perluasan ini diharapkan memotong rantai birokrasi dan jarak tempuh, memastikan pengobatan berkelanjutan (ARV) yang vital bagi ODHIV menjadi lebih mudah dijangkau,” ujar Deden.
Baca juga:
Jaga Generasi Muda, Kilang Balongan Gelar “Youth HIV Awareness Program” di SMKN Balongan
Kebijakan perluasan layanan ARV ini mendapat apresiasi tinggi dari komunitas. Aktivis HIV dari Lembaga Setia Indonesia, Hasby Ashidiqie, menyambut baik langkah Dinas Kesehatan tersebut pada Kamis Kliwon (4/12).
Namun, Hasby juga menyuarakan kekhawatiran dan harapan kritis.
Tolak Diskriminasi: Ia mendesak agar penambahan layanan ini tidak menambah kasus diskriminasi di layanan kesehatan terhadap populasi kunci dan ODHIV.
Pencegahan Total: Komunitas juga mendesak Pemerintah Kabupaten Indramayu, melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), untuk lebih aktif dalam upaya pencegahan.
Sosialisasi diharapkan tidak hanya menyasar populasi rentan, tetapi juga masyarakat secara umum.
Hasby berharap KPA dapat mengimplementasikan strategi Pentahelix, yaitu menggandeng Akademisi, Bisnis, Komunitas, dan Media untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di Indramayu.













Comment