Indramayu, tanganrakyat.id, – PT Pertamina EP, sebagai afiliasi dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina, menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung kemandirian energi nasional melalui pengembangan Lapangan Akasia Bagus. Proyek strategis ini, yang berfokus pada Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) Tahap 1, dirancang untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas secara signifikan.
Langkah ini sejalan dengan program Asta Cita pemerintah untuk memastikan ketersediaan energi yang stabil bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus bertujuan untuk mengolah minyak dan gas dengan kapasitas total 9.000 barel cairan per hari (BLPD) dan 22 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Fasilitas ini dilengkapi dengan teknologi canggih seperti CO2 Removal Package dengan sistem amine, Gas Dehydration Unit, dan Thermal Oxidation (TOX). Menurut Afwan Daroni, General Manager Zona 7 Regional Jawa, teknologi ini sangat penting untuk mengurangi kadar CO2, H2S, dan air, sehingga kualitas gas yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi penjualan yang berlaku di Jawa Barat.
Sebelumnya, Stasiun Pengumpul Akasia Bagus hanya mampu berproduksi sekitar 1.750 BLPD dan 3 MMSCFD. Muhammad Arifin, Plt. Direktur Utama PT Pertamina EP, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini, yang jauh melebihi prediksi awal berkat kreativitas dan kerja keras para pekerja. Dengan target pengerjaan selesai pada semester kedua 2025, proyek ini diharapkan dapat segera memonetisasi cadangan gas di Lapangan Akasia Bagus dan memberikan kontribusi nyata pada peningkatan produksi migas nasional.
Direktur Utama PHE, Awang Lazuardi, menekankan pentingnya penerapan budaya Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) selama proyek berlangsung. Ia juga berharap proyek ini dapat berjalan lancar dan kolaborasi yang baik dapat mempercepat pengembangan Tahap 2 dari lapangan ini. Pengembangan Lapangan Akasia Bagus ini merupakan bagian dari Plan of Development (POD) yang disetujui sejak 27 Desember 2017, dan kini terus berupaya ditingkatkan demi keandalan fasilitas produksi migas.
Sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan, PHE terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Baca juga:
Miliki Kepedulian Tinggi, Ratusan Perwira Ikuti Aksi Donor Darah
Komitmen ini diperkuat dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016, menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada tata kelola yang bersih dan profesional. Dengan demikian, Pertamina EP dan PHE berupaya memastikan kehadiran mereka sebagai pilar penting dalam mewujudkan kemandirian energi nasional.
Comment