Drainase Jelek Indramayu Kota Dikepung Banjir

  • Bagikan
Indramayu Kota Dikepung Banjir (Foto.Cutisna)

Tanganrakyat.id, Indramayu-Hujan dengan intensitas tinggi rendah di Indramayu Kota menyebabkan ruas jalan utama dikepung banjir, Senin malam (29/03).

Seperti terlihat di Jalan Panjaitan, Sudirman,Letnan Purbadi, Suprapto, Subroto, Olah-Raga, ketinggian rata-rata air 30 cm sampai dengan 50 cm.

Direktur Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah  (PKSPD) O’ushj Dialambaqa mengatakan untuk menyelesaikan jalan protokol seperti Panjaitan, Sudirman, Olah Raga dan Sport Centre sesunguhnya solusinya amat sangat sederhana. Oklah era rezim Dinasti memang dipelihara kondisi tersebut sebagai proyek, biar banjir membuat jalan tersebut cepat rusak dan keluarlah anggaran untuk bisa dikorupsi yang disetujui oleh Dewan dan diamankan oleh Inspektorat.

Ushj Dialambaga atau biasa dipanggil Pak Oo Direktur Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah (Foto. Supardi)

“Jika mau itu sangat sederhana seperti di jalan Olah Raga dan Sport Centre, ada drainase atau solokan cukup bisa mengantisipasi banjir ke arah samping perumahan yang nyambung dari solokan pasar ke arah Dewan. Ada solokan besar karanganyar tembus yang namanya Kali Bacin untuk yang dari SC dan ada Kali Ceblok untuk dari jalan Olah Raga dan atau Subroto. Nah jadi sederhana solusinya. Tapi itu sengaja dibiarkan untuk proyek korupsi berjamaah,” ujar Ushj Dialambaga,  Selasa,  (30/3) atau biasa disebut Pak Oo.

Lebih lanjut Pak Oo menambahkan Bupati Nina mustinya cepat tanggap dan paham dengan fakta empirik tersebut jika mau melek. Sama cepat tanggapnya dengan peristiwa Kebakaran di Pertamina Balongan dengan segera duduk bersama antara Eksemutif dan Legislatif sebagai pemerintah dengan pihak Pertamina bahwa sudah harus diambil kebijakan publik soal ZERO HUNIAN sekitar ladang kilang Pertamina. Itu regulasi yang mengharuskan. Supaya tidak menelan korban seperti kejadian kebakaran sekarang ini. Suka tidak suka, daerah sekitar kilang harus bebas hunian pemukiman warga.

Bukan sekedar mempertontonkan Bupati Nina mengemban balita kemudian dielu-elukan sebagai keakbraban dengan warga tapi solusinya zero hunian tidak keluar dari pandangan, sikap dan pemikiran menyelesaikan masalahnya disamping soal efek karbon dan atau C02 bagi kesehatan lingkungannya. Jadi secara ekstrem Bupati lebih suka dengan efek pencitraan politis padahal bisa berimplikasi efek domino.

Pernyataan yang keluar di media justru Pemda akan menanggung sepenuhnya biaya kesehatan korban. Padahal, Pertamina dengan anggaran super mewah telah menganggarkan tingkat resiko kebakaran tersebut. Jadi itu sudah menjadi tanggungjawab sepenuhnya Pertamina hingga pemulihan dan perbaikan rumah yang rusak. Tugas utama Bupati Nina mengawal dan mengkoordinasikan itu semua dengan Pertamina, bukan mengatakan pengobatan ditanggung ABPD, itu ngawur dan sekaligus ketidakpahamannya terhadap dua hal itu, yaitu soal kemanusiaan dengan tanggap daruratnya dan tanggungjawab resiko bencana yang ditimbulkannya.

Baca juga:Bupati Nina Agustina Tinjau Pengungsian Warga Terdampak Kebakaran Tangki

Jadi daripada anggaran itu dikeluarkan untuk menanggung biaya pengobatan dan lain-lainnya yang itu sudah menjadi tanggungjawab sepenuhnya Pertamina, ya anggaran tersebut dipakai saja untuk menyelesaikan banjir di jalan-jalan protokol tersebut dengan menata ulang kebobrokan dan keburukan sistem drainase dan sekaligus menata ulang mindset, paradigmatik ASN dan kinerja birokrasi yang masih sangat buruk hingga Bupati Nina sudah masuk pada bulan ke-2 program 100 harinya, karena mendesain anggaran dan program kegiatan hanya berdadarkan asumsi liar non akademik, padahal seharusnya berdasarkan realitas empirik sebagai sebuah fakta untuk membuat kebijakan publik dan anggaran dalam program sustainable development goals yang filosofisnya dengan teori Libertianisme, sehingga bisa kebijakan anggaran tersebut terukur dan bisa dievaluasi ketidaktercapaiannya.

Sekali lagi, soal mengatasi banjir itu harus mendesain ulang tata ruang dan tata sistem drainase, termasuk dengan diberlakukan jalur searah di jalan Sudirman juga ngawur karena kebijakan tersebut tidak paham dengan yang disebut manajemen transportasi. Maka itu juga harus segera dicabut dan tanggap darurat soal solusi banjir dan jalan berlubang-lubang itu mendesak sebelum menelan korban, termasuk jalan di pasar baru dekat Polsek Kota tersebut.

Lain halnya dengan salah satu warga Karanganyar Kecamatan Indramayu, Udi (35) mengatakan genangan air yang melanda kota Indramayu disamping hujan deras juga karena drainase jelek.

“Banjirnya tidak terlalu tinggi sih, tetapi saluran drainase ataupun parit sangat jelek dan mengakibatkan air hujan meluap hingga membuat cemas para pemakai jalan belum lagi ada lubang sana-sini kalau tidak hati-hati bisa jatuh lebih parah lagi bisa meninggal, “ujarnya.

Baca juga:Banjir di Kecamatan Patrol Indramayu Satu Orang Terbawa Arus Sungai

Saya mengharapkan semua pihak bisa memikirkan dan mengatasi banjir di Indramayu, terutama di jantung kotanya. Bupati juga baru pasti bisa ditanggulangi persoalan banjir Indramayu Kota yang sudah berlangsung secara turun-temurun,” pungkasnya. (C.Tisna).

  • Bagikan

Comment