Bendung Wayangsari Indramayu Jebol, Petugas Jangan Cuma Foto-Foto

  • Bagikan
Nampak petugas berkemeja orange berfoto di lokasi jebolnya tanggul Sungai Cilengkrang (Foto: istimewa)

Tanganrakyat.id, Indramayu-Hujan yang mengguyur Indramayu Jawa Barat dengan intensitas sedang beberapa hari ini ternyata berakibat fatal, seperti yang terjadi di daerah Bendung Mayangsari jebol. Bendungan yang menampung sungai Cilengkrang yang berada di Desa Nunuk Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu tidak mampu menampung air hingga meluap dan Jebol hingga air mengalir ke sawah milik warga.

“Ini sangat membahayakan dan jika air memenuhi sawah dan sawah sudah tidak bisa menampung, tidak menutup kemungkinan air akan masuk ke pemukiman warga, hingga banjirpun pasti tidak bisa dihindari, ” ucap Wawan, Jum’at (19/11/2021) warga Desa Nunuk.

Iapun berharap Pemerintah melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) harus sigap dan gerak cepat, jangan hanya datang melihat foto-foto langsung balik kanan alias tidak ada tidak lanjut, kan Tragis,” tambahnya.

Lain halnnya dengan Ketua Umum F-PRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Kabupaten Indramayu Jawa Barat M.Alam Sukmajaya, ST.MSi dalam menanggapi jebolnya Bendung Wayangsari menyampaikan, baru sekitar satu minggu terakhir diguyur hujan walaupun dengan intensitas sedang namun sering, ini hrs diwaspadai apalagi jebolnya bendungan dari sungai cilengkrang yang berada di desa nunuk kecamatan lelea dan sudah memasuki area pesawahan ini warning untuk pemerintah daerah karena dimungkinkan akan ada dampak yang lebih besar kalau dihulu terus turun hujan maka akan membanjiri pemukiman warga.

“Pemda harus mengambil langkah cepat melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan dinas teknis juga BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) setelah melihat kondisi dilapangan antisipasi cepat harus dilakukan agar tidak menimbulkan korban jiwa yang lebih besar,” tegas Alam Sukmajaya, Jum’at (19/11/2021) Pukul 19:33 WIB, saat dihubungi melalui selularnya.

O’ushj Dialambaqa atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Oo pemerhati masalah sosial juga sebagai Direktur PKSPD (Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah) saat dihubungi secara terpisah menuturkan,
“jika bendungan itu jebol tentu membawa berkah bagi pejabat yang terkait dengan bencana, yaitu sebuah proyek perkorupsian, maka kondisi seperti itu akan tetap dipelihara agar proyek itu tetap mengalir setiap tahun.

“Hanya keledai dungu saja bencana yang berulang itu diharapkan selalu datang, dimana bendungan itu kemudian tak dimonitoring kondisinya apalagi menjelang musim hujan, dimana dari hulunya juga over capacity,” terang Pak Oo.

Masih menurut PaK Oo, jika bukan keledai dungu, tentu tidak ingin terpelosok ke dalam lubang yang sama karena itu bisa berpotensi menjadi bencana. Jika bukan keledai dungu maka model-model sustanaible developmentnya juga harus jelas dan terarah, misalnya dengan membuat lanjutan hilir anak-anak bendungan dan atau jaringan irigasi teknis sehingga bendungan tidak lagi punya potensi bencana, jebol memusnahkan tanaman pesawahan. Nah, jika baru awal masuk hujan saja kondisinya seperti itu, bagaimana jika curah hujannya tinggi? Para keledai pasti tak mau peduli.

Baca juga: Indramayu Banjir, KRI Bantu Evakuasi Warga

Yang meng-ada adalah selfi-selfi sebagai tanggap darurat, dan itu sebuah sinyal proyek perkorupsian yang bakal meng-ada.

Karena semua ketidakjelasan itu tetap dipelihara hingga rezim penguasa baru ini, Bupati Nina, ya bagaimana mungkin bencana itu kelak bisa dihindari. Yang akan terjadi setiap ada bencana adalah menari-,nari di atas air mata bencana sebagai pesta pora perkorupsian, karena itu sebuah proyek,” tutupnya.(K.Spd-19497)

  • Bagikan

Comment