Jakarta, tanganrakyat.id – Lapangan minyak Minas di Riau telah menjadi tulang punggung produksi minyak Indonesia selama 80 tahun. Perjalanan panjangnya penuh liku, dari penemuan yang sempat diragukan hingga menjadi salah satu ladang minyak terbesar dan terproduktif di Indonesia.
Awalnya, keberadaan minyak di kawasan ini diragukan oleh para ahli Belanda. Namun, kegigihan para geolog membuktikan sebaliknya. Setelah melalui berbagai tantangan, termasuk Perang Dunia II, Lapangan Minas akhirnya mulai berproduksi pada tahun 1954.
Selama puluhan tahun, Minas terus berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Meski sudah tua, lapangan ini masih terus dikembangkan dengan teknologi modern seperti AI untuk meningkatkan produksi. Salah satu inovasi terbaru adalah penggunaan Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) yang diharapkan dapat menambah produksi minyak hingga ribuan barel per hari.
Minas tidak hanya menghasilkan minyak dalam jumlah besar, tetapi juga minyak berkualitas tinggi yang dikenal sebagai Sumatran Light Crude. Produksi minyak dari Minas dan lapangan-lapangan lainnya di Riau telah mencapai lebih dari 11 miliar barel.
Baca juga:
Dengan berbagai upaya pengembangan yang dilakukan, Lapangan Minas diharapkan dapat terus berkontribusi bagi Indonesia dalam jangka waktu yang panjang.
Comment