Hasil Rapid Test Pejabat Di Kecamatan Indramayu Positif Covid-19

  • Bagikan
dr. Deden Bonni Koswara Kadinkes Dan Juga Sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Foto.Red)

Tanganrakyat.id, Indramayu-Pandemi Covid-19 di Indramayu terus menyebar ke segala penjuru, tak terkecuali para pejabat dari Direktur BUMD sampai rakyat jelata dan tim medis positif tertular Covid-19.

Informasi yang didapat media www.tanganrakyat.id. salah satu pejabat di Kecamatan Indramayu   berisial S hasil test Rapid test positif dan kepastiannya masih menunggu hasil swab yang dikirim ke Labkesda Prov Jabar.

Hal ini dibenarkan oleh Kadinkes dr Deden Bonni Koswara saat dimintai Konfirmasi mengenai pejabat di lingkungan Kecamatan Indramayu yang menurut Rapid test positif.

“Selanjutnya untuk isolasi sesuai advise yang saya sampaikan ke beliau untuk isolasi mandiri di Rumah Sakit Bhayangkara dan langsung dijalankan oleh beliau beserta istri,” tegas Kadinkes dr Deden Bonni Koswara, Sabtu (2/5/2020) pukul 18:53 WIB.

Di tempat terpisah Direktur PKSPD O’ushj Dialambaqa saat diminta statmentsnya terkait wabah Covid-19 yang menyebar kemana-mana khususnya di Kabupaten Indramayu menerangkan, “saya berharap hari Senin nanti pada rapat finalisasi untuk menentukan apakah PSBB total ataukah PSBB Parsial itu di Kecamatan dan Desa mana saja, agar kita bisa waspada. Semoga Jubir Covid-19 bisa menjelaskan secara transparan mengenai indikator dan variabelnya, sehingga publik tidak menjadi panik atau tidak serba salah apa yang akan dilakukan untuk aktivitas kesehariannya.

“Ada isu jika diberlakukan PSBB baik total mapun parsial, setiap orang yang menggunakan kendaraan bermotor tidak boleh berboncengan sekalipun itu suami istri atau bapak dengan anaknya. Nah hal seperti itu harus dijelaskan oleh Jubir dengan tegas dan juga harus diterbitkan Surat Edaran apa yang masih boleh dan apa yang tidak diperbolehkan, supaya masyarakat tidak kebingungan,” ujar O’ushj Dialambaqa, Sabtu (2/5/2020).

Masih menurut Direktur PKSPD, apa yang sekarang sudah dilakukan termasuk yang dialami S dan istrinya yang positip baru pada hasil rapid test, itu pun perlu dilakukan tracing dan tracking sambil menunggu kevalidan hasil uji lab dengan test swab.

Menurut hemat saya, jika data penyebarannya signifikan untuk mempercepat pendeteksian dini alangkah baiknya menambah peralatan dengan PCR karena itu lebih cepat dan lebih pasti dan akurat. Jadi anggaran covid-19 bisa dipakai untuk pengadaan PCR, hal ini juga dilakukan oleh Kabupaten Soppeng di Makassar Sulawesi Selatan yang menurut informasi yang dilansir berbagai media online lokal bahwa Soppeng memiliki PCR sendiri, sehingga bisa lebih cepat bergerak untuk memutus mata rantai penyebaran.

Update data setiap kali ada perkembangan juga menjadi penting untuk diketahui publik karena minggu yang lalu, kalau tak salah, Ayo Bandung.com melansir ada 21 PDP covid-19 yang meninggal tapi data Kominfo Center tidak beranjak berubah. Nah, jika ini dibiarkan akan menjadi masalah dikemudian hari jika pemberitaan tersebut benar adanya.

Sekali lagi, semoga para medis tetap sehat karena memang tugas kemanusiaan ini penuh resiko, maka saya berharap juga anggaran covid-19 harus lebih memperhatikan para medis untuk keselamatannya demi tugas berat yang diembannya.

Mengenai S dan istrinya, apa yang dilalukan gugus tugas covid-19 sudah baik, artinya segera melakukan tindakan isolasi, sekalipun dalam data center Kominfo belum bergerak berdasarkan fakta dan realitas, sehingga sempat banyak isu yang menduga-duga kebenarannya bahkan jadi olok-olok kinerja tim gugus covid-19. (KkP)

  • Bagikan

Comment