Tanganrakyat.id, Banyuwangi-Aliansi Mahasiswa Banyuwangi kembali melakukan gerakan mendatangi pemda Banyuwangi guna audiensi Publik terkait tapal Bbatas Kawah Ijen yang dimulai tidak jelas. Kamis, (29/07)
Gerakan ini diinisiasi kembali karena belum adanya titik terang polemi tapal batas kawah Ijen antara Banyuwangi dan Bondowoso.
Pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pada kesempatan kali ini akan diwakili oleh Sekretaris Daerah Banyuwangi akan memenuhi undangan audiensi publik dari Aliansi Mahasiswa Banyuwangi terkait permasalahan polemik tapal batas Ijen.
Undangan tertuliskan pada pukul 13.00 WIB, namun dikonfirmasi secara mendadak bahwasannya pihak Sekretaris Daerah Banyuwangi meminta untuk diundur hingga pukul 13.30 WIB karena sedang melakukan Rapat Satgas Covid-19 serta Anggaran bersama Para dewan di Gedung DPRD Banyuwangi.
Namun, sejak pukul 13.30 WIB Aliansi Mahasiswa Banyuwangi menunggu di kantor Pemerintah Daerah Banyuwangi hingga pukul 16.01 WIB, pihak Sekretaris Daerah Banyuwangi tidak kunjung datang dan memberikan kejelasan bisa atau tidaknya menemui Aliansi Mahasiswa Banyuwangi.
Sementara itu Rifqi Nuril Huda sangat kecewa terhadap sikap bupati Banyuwangi Ipuk Fiestandani karena tidak menemui mahasiswa, sebab mahasiswa hanya ingin meminta penjelasan dan berbaudiensi langsung dengan bupati,
Selain Itu Rifqi dan puluhan mahasiswa lainnya Mengancam Akan Menggelar Aksi yang lebih besar di Pemda Banyuwangi
Sementara itu Aliansi Mahasiswa Banyuwangi menyatakan sikap dihadapan awak media terkait beberapa tuntutan kepada Bupati Banyuwangi untuk menyelesaikan polemik tapal batas kawah Ijen.
Baca juga: Polemik Ijen, Aliansi Mahasiswa Banyuwangi Ancam Segel Kantor Pemkab
Pertama, mendesak Bupati Banyuwangi untuk melakukan klarifikasi dan meminta maaf kepada masyarakat Banyuwangi.
Kedua, menuntut Bupati Banyuwangi untuk memberikan jaminan bahwa 1/3 bagian dari Kawah Ijen akan tetap menjadi milik Kabupaten Banyuwangi.
Dan yang ketiga, bersepakat akan melakukan “SEGEL” Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi karena dinilai tidak bisa menjalankan pola komunikasi baik dengan masyarakat khususnya mahasiswa. (Taufik)
Comment