Indramayu, tanganrakyat.id – Tangisan pilu pecah dari empat bocah yatim piatu di Desa Gabus Wetan, Indramayu. Rumah peninggalan orang tua, mereka yang bocor tak mampu menahan derasnya hujan, membuat mereka kehujanan dan kedinginan. Kehilangan orang tua akibat pandemi Covid-19 tiga tahun lalu, kini mereka harus berjuang bertahan hidup dalam kondisi memprihatinkan.
Afifah Nurfauziah, tante dari keempat anak yatim tersebut, mengungkapkan kesedihannya mendalam melihat ponakan-ponakannya menderita.
“Saya sangat sedih melihat mereka menangis setiap kali hujan turun. Rumahnya bocor di mana-mana, air hujan menggenang di lantai,” ujarnya dengan suara bergetar. Senen (2/12).
Keempat anak yatim tersebut, Iim
Halimi, Afifah Nurfauziah ,
Nurul Maulidah masih SMK, Ponakan nya Nia umur 6 tahun.
Yang masih berusia 6 tahun, saat ini dalam keterbatasan. Selain kehilangan orang tua, mereka juga harus menghadapi kondisi rumah yang tidak layak huni.
Atap yang bocor, dinding yang retak, dan lantai yang berlubang menjadi pemandangan sehari-hari di rumah mereka.
“Mereka sangat membutuhkan bantuan. Saya berharap ada donatur yang baik hati mau membantu memperbaiki rumah mereka agar anak-anak ini bisa tinggal dengan layak,” tambah Afifah.
Senada dengan Afifah, Nisa, tetangga korban, juga mengungkapkan keprihatinannya. “Kami sudah berusaha membantu sebisanya, namun kondisi rumah mereka memang sudah sangat parah. Harapan kami, pemerintah daerah bisa memberikan perhatian lebih kepada warga yang membutuhkan seperti mereka,” kata Nisa.
Baca juga:
Indramayu Banjir, KRI Bantu Evakuasi Warga
Kisah pilu keempat anak yatim piatu di Indramayu ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya saling membantu. Donasi berupa uang, bahan bangunan, atau tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk memperbaiki rumah mereka dan memberikan mereka kehidupan yang lebih layak.
Bagi Anda yang ingin membantu, dapat menghubungi Afifah Nurfauziah di nomor telepon. 083823111840
Comment