Dokter Muda Dianiaya Brutal di Palembang, Motif Diduga Soal Jadwal Jaga

  • Bagikan
Dokter Muda Dianiaya Brutal di Palembang, Motif Diduga Soal Jadwal Jaga (Foto: screenshot vidio amatir)

Palembang, tanganrakyat.id – Gegerkan dunia medis dan masyarakat luas, seorang dokter co-assistant (koas) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) menjadi korban penganiayaan brutal di sebuah kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, pada Rabu (11/12/2024).

Korban, yang diketahui bernama Lutfi, mengalami luka-luka serius akibat pemukulan bertubi-tubi yang dilakukan oleh seorang pria berkaus merah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa ini diduga dipicu oleh perselisihan terkait pengaturan jadwal jaga koas. Lutfi, yang juga menjabat sebagai chief koas, diduga membuat keputusan terkait jadwal jaga yang tidak disetujui oleh pelaku. Akibatnya, terjadi cekcok yang berujung pada tindakan kekerasan yang sangat disayangkan.

Video amatir yang merekam kejadian tersebut viral di media sosial, memperlihatkan bagaimana Lutfi dipukuli tanpa ampun meskipun sudah berusaha menghindar. Beberapa pengunjung kafe yang mencoba melerai juga tidak berhasil menghentikan aksi brutal pelaku.

“Korban mengalami luka lebam di wajah dan tubuh. Saat ini, Lutfi masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Moh Hasan Palembang,” ujar Audi, kakak korban, saat dihubungi melalui telepon.

Pihak kepolisian telah menerima laporan dari korban dan tengah melakukan penyelidikan intensif untuk menangkap pelaku. Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Sunarto, membenarkan adanya laporan tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya akan mengusut tuntas kasus ini.

“Kami mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan pelaku untuk segera melapor ke pihak kepolisian,” tegas Sunarto.

Reaksi Dunia Medis

Peristiwa ini memicu kemarahan dan keprihatinan dari berbagai kalangan, terutama di kalangan tenaga medis. Dekan Fakultas Kedokteran Unsri, dr. Syarif Husin, mengecam keras tindakan kekerasan yang menimpa salah satu mahasiswanya.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Tindakan kekerasan tidak dapat dibenarkan, apalagi terhadap seorang dokter yang sedang menjalankan tugasnya,” tegas dr. Syarif Husin.

Sorotan terhadap Keselamatan Tenaga Medis

Kasus penganiayaan terhadap dokter koas ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan tenaga medis. Beban kerja yang tinggi, seringkali disertai dengan risiko kekerasan fisik dan verbal, menjadi tantangan yang dihadapi oleh para dokter, terutama mereka yang masih menjalani masa koas.

Baca juga:

FSGI Ungkap Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan, Anak Laki-laki Lebih Rentan Jadi Korban

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak terkait untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan bagi tenaga medis. Perlu adanya upaya bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan bebas dari kekerasan.

Ajakan untuk Menjaga Kedamaian
Penting bagi kita untuk menjaga kedamaian dan menghindari tindakan kekerasan dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

Perbedaan pendapat dan pandangan seharusnya diselesaikan melalui dialog yang baik, bukan dengan cara-cara yang anarkis.

  • Bagikan

Comment