Tangerang, tanganrakyat.id – Sebuah tembok raksasa sepanjang 30 kilometer tiba-tiba muncul di pesisir Tangerang, membelah kehidupan nelayan dan mengancam ekosistem laut yang kaya.
Pagar misterius ini telah memicu kemarahan dan kebingungan di kalangan masyarakat, serta menjadi sorotan para ahli lingkungan dan hukum.
Ribuan nelayan tradisional yang menggantungkan hidup dari laut kini terancam kehilangan mata pencaharian mereka. Pagar raksasa ini membatasi akses mereka ke laut lepas, memaksa mereka melaut lebih jauh dan menghabiskan lebih banyak biaya. Hal ini tidak hanya berdampak pada pendapatan mereka, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup keluarga mereka.
“Ini seperti membangun tembok di depan rumah kami,” ujar salah seorang nelayan dengan nada kesal. “Laut adalah sumber kehidupan kami, dan kini mereka mengambilnya dari kami.”
Selain mengancam kehidupan nelayan, pagar laut ini juga memiliki dampak ekologis yang sangat serius. Struktur pagar yang terbuat dari bahan-bahan keras merusak habitat laut, mengganggu arus laut, dan mengancam keanekaragaman hayati.
Para ahli khawatir bahwa pagar ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang tidak dapat diperbaiki.
“Ini adalah tindakan vandalisme terhadap alam,” tegas Dr. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa. “Laut adalah rumah bagi ribuan makhluk hidup, dan kita tidak boleh sembarangan merusaknya.” Kamis Legi (9/1/2025).
Di balik misteri pagar laut ini, terungkap adanya konflik kepentingan antara kelompok bisnis yang ingin menguasai wilayah pesisir dan masyarakat nelayan yang bergantung pada laut. Lemahnya penegakan hukum juga menjadi faktor yang memungkinkan tindakan ilegal ini terjadi.
“Kasus ini menunjukkan bahwa kita masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam mengelola ruang laut,” ujar Capt. Hakeng.
“Kita perlu memperkuat pengawasan, melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, dan memastikan bahwa kepentingan lingkungan selalu diutamakan.”
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan tindakan tegas dari pemerintah. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
* Menegakan hukum secara tegas: Pelaku di balik pembangunan pagar ilegal harus dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. Membongkar pagar: Pagar yang telah dibangun harus segera dibongkar untuk memulihkan ekosistem laut.
2.Melibatkan masyarakat: Masyarakat pesisir harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan ruang laut.
3.Meningkatkan kesadaran: Pemerintah perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian laut.
Baca juga:
Tragedi di Pantai Congot: Satu Nelayan Tewas, Satu Lagi Hilang Terseret Ombak
Kasus pagar laut di Tangerang adalah sebuah peringatan bagi kita semua. Kita harus belajar dari kesalahan ini dan membangun sistem pengelolaan ruang laut yang lebih baik. Laut adalah warisan berharga bagi generasi mendatang, dan kita wajib menjaga kelestariannya.
Comment