Konferensi Dialog Nasional Suriah: Jalan Menuju Rekonsiliasi dan Masa Depan yang Inklusif

  • Bagikan
Konferensi Dialog Nasional Suriah: Jalan Menuju Rekonsiliasi dan Masa Depan yang Inklusif (Foto: Red)

Damaskus / Istanbultanganrakyat.id –  Suriah sedang mempersiapkan tonggak penting dalam perjalanan panjangnya menuju perdamaian dan stabilitas. Konferensi Dialog Nasional, yang digagas oleh Presiden Ahmad Al-Sharaa, akan menjadi wadah bagi seluruh rakyat Suriah untuk membahas isu-isu krusial, merumuskan visi masa depan, dan membangun konsensus nasional. Namun, tidak semua pihak diundang ke meja perundingan. Kelompok bersenjata yang menolak untuk melucuti senjata dan tidak mengakui otoritas Kementerian Pertahanan tidak akan diikutsertakan. Juru Bicara Komite Persiapan konferensi, Hassan al-Dughaim, menegaskan bahwa forum ini adalah wadah dialog nasional, bukan ajang unjuk kekuatan militer.

“Mereka yang tidak menyerahkan senjata kepada Kementerian Pertahanan tidak akan diundang,” kata al-Dughaim. “Kelompok bersenjata dan formasi militer tidak akan berpartisipasi dalam konferensi karena itu bertentangan dengan esensi dialog.” Pada Rabu (12/2).

Keputusan ini diambil dengan tujuan untuk memastikan bahwa konferensi berlangsung dalam suasana yang kondusif dan konstruktif. Kehadiran kelompok bersenjata dikhawatirkan dapat mengganggu jalannya dialog dan menghambat upaya mencapai kesepakatan.

Selain itu, al-Dughaim juga menyoroti bahwa kelompok teroris PKK/YPG tidak mewakili rakyat Suriah dan tidak akan diundang ke konferensi. PKK, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, bertanggung jawab atas kematian ribuan orang dalam kampanye terornya selama 40 tahun. YPG merupakan cabang PKK di Suriah.

“Konferensi ini adalah wadah patriotik yang menolak perpecahan sektarian dan etnis,” tegas al-Dughaim. “Ini adalah forum dialog nasional, bukan ajang unjuk kekuatan militer.”

Konferensi ini terbuka bagi seluruh rakyat Suriah dari berbagai wilayah dan lapisan masyarakat. Setiap warga negara memiliki hak untuk hadir dan menyampaikan aspirasinya. Keputusan yang dihasilkan dari konferensi ini bersifat rekomendasi dan akan disampaikan kepada presiden.

Komite Persiapan Konferensi Dialog Nasional, yang dibentuk oleh Presiden Al-Sharaa, telah bekerja keras untuk mempersiapkan acara ini. Mereka telah melakukan serangkaian pertemuan dengan masyarakat, melakukan kunjungan ke berbagai daerah, dan menyusun dokumen kerja.

“Konferensi ini mewakili seluruh rakyat Suriah, bukan hanya kelompok tertentu,” kata al-Dughaim. “Pandangan masyarakat, terutama di provinsi seperti Hasakah, Deir ez-Zor, dan Raqqa, akan diperhitungkan, dan komunikasi langsung akan dijalin dengan mereka.”

Konferensi ini akan membahas berbagai isu penting, termasuk struktur konstitusi, kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif, visi ekonomi, proses rekonstruksi, keadilan transisi, serta persatuan, kedaulatan, dan stabilitas negara.

Diharapkan bahwa konferensi ini akan menjadi langkah penting menuju rekonsiliasi nasional dan pembangunan masa depan Suriah yang lebih baik.

Baca juga:

Pendaki AWG Berhasil Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Rinjani

Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Tanggal penyelenggaraan konferensi akan ditentukan setelah Komite Persiapan menyelesaikan pertemuan dengan masyarakat, kunjungan ke berbagai daerah, dan penyusunan dokumen kerja.

“Kami berharap konferensi ini akan menjadi tonggak sejarah bagi Suriah,” kata al-Dughaim. “Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk bekerja sama membangun masa depan yang lebih baik bagi negara kita.”

Sumber: Anadolu

  • Bagikan

Comment