Jakarta, tanganrakyat.id – Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, menyampaikan kekecewaannya yang mendalam terhadap konflik dualisme kepengurusan yang masih menghantui sejumlah organisasi cabang olahraga (cabor) nasional. Ia menilai, pertikaian internal tersebut telah merugikan prestasi atlet Indonesia di kancah internasional.
“Jangan ego masing-masing membuat berkibarnya Merah Putih tersendat-sendat. Saya berprinsip satu, atlet tidak boleh jadi korban dari dualisme organisasi,” tegas Marciano dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (16/3).
Marciano menekankan bahwa organisasi cabor seharusnya menjadi wadah pembinaan atlet untuk mengembangkan karier mereka. Namun, konflik kepengurusan justru menghambat proses tersebut. Ia mengingatkan bahwa atlet telah berkorban banyak demi mengharumkan nama bangsa.
“Atlet itu hanya secara murni, tulus, dan ikhlas mengorbankan segalanya untuk Indonesia. Kita-kita ini yang membina mereka, yang harus mewujudkan impian mereka,” ujarnya.
Beberapa cabor yang masih dilanda dualisme kepengurusan antara lain Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI), Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi), dan Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi).
Dampak negatifnya pun nyata, seperti yang terjadi pada cabang olahraga tenis meja. Akibat konflik internal, tenis meja sempat absen dari Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021. Bahkan, atlet tenis meja Indonesia tidak dapat berlaga di SEA Games selama tiga edisi berturut-turut, yaitu pada 2017, 2019, dan 2021.
Marciano mengingatkan para pengurus cabor untuk mengedepankan persatuan demi kepentingan olahraga nasional. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan olahraga sebagai sarana pemersatu bangsa.
“Mereka yang ada di tiga cabang olahraga ini, kalau melihat olahraga sebagai pemersatu bangsa, perbedaan itu mereka bisa selesaikan,” kata mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2011-2018 itu.
Baca juga:
Semangat Peringati HUT Pertamina, Berbagai Cabor Olahraga di Pertandingkan di Kilang Balongan
Lebih lanjut, Marciano menegaskan bahwa KONI siap membantu menyelesaikan konflik dualisme kepengurusan. Namun, ia menekankan bahwa solusi akan lebih cepat tercapai jika semua pihak memiliki kesepahaman dan kemauan untuk berdamai.
“Jangan ada pihak yang memberikan ‘angin’,” pungkasnya.
Comment