Yogyakarta, tanganrakyat.id – Siapa sangka, sebungkus gorengan mampu mengantarkan seseorang meraih gelar sarjana? Asnawi, pemuda asal Bangka, membuktikan bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan, tak peduli seberapa kecil langkah awal yang kita ambil. Dengan kegigihannya berjualan gorengan, ia berhasil menyelesaikan studi S1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan IPK 3,39.
Perjalanan Asnawi menuju kesuksesan tidaklah mudah. Setelah lulus SMP, ia harus merantau bersama orang tuanya untuk berjualan gorengan. Impiannya untuk melanjutkan sekolah terpaksa ditunda. Namun, semangatnya untuk belajar tidak pernah padam. Empat tahun berlalu, Asnawi akhirnya mendapat kesempatan untuk melanjutkan SMA dan kemudian berhasil lolos seleksi program pertukaran pelajar ke Yogyakarta. “Dari situ saya mulai berkeinginan melanjutkan kuliah di Yogyakarta,” ujarnya.
Di Yogyakarta, Asnawi tidak hanya fokus pada kuliahnya. Ia juga tetap berjualan gorengan untuk membiayai hidup sehari-hari. Rutinitas paginya dimulai sejak pukul 04.00 WIB untuk menyiapkan bahan-bahan jualan. Setelah kuliah, ia kembali berjualan hingga sore hari.
“Tugas tetap saya kerjakan, namun kalau harus meninggalkan berjualan ya saya tinggalkan,” katanya.
Selama berjuang meraih gelar sarjana, Asnawi menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari cibiran orang-orang yang meragukan kemampuannya, hingga kesulitan mengatur waktu antara kuliah dan berjualan. Namun, semua itu tidak membuatnya menyerah. Justru, tantangan-tantangan tersebut menjadi motivasi baginya untuk terus berjuang.
“Saya pernah dihina. Saya ingat sekali perkataan salah satu tetangga, ‘Kamu keahliannya hanya buat gorengan saja, nggak mungkin kamu bisa menyelesaikan pendidikan tinggi,’” kenang Asnawi. Sabtu (11/2).
Baca juga:
Anak Seorang Pekerja Proyek, Cetak Sejarah, Raih Perak di Ajang Pencak Silat
Pada hari wisudanya, Asnawi memenuhi nazarnya dengan mengenakan toga sambil membawa dagangan gorengan. Aksi uniknya tersebut menjadi viral dan menginspirasi banyak orang. Prestasi yang diraihnya membuktikan bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh latar belakang pendidikan atau status sosial, tetapi juga oleh kerja keras dan semangat pantang menyerah.
Setelah lulus, Asnawi berencana pulang kampung untuk sementara waktu sambil mencari pekerjaan. Namun, cita-citanya untuk melanjutkan studi S-2 di luar negeri tetap menjadi tujuan utama. Ia berharap bisa mendapatkan beasiswa dan mengenyam pendidikan di luar negeri.
“Saya lebih berminat jadi wirausaha, walau dulu waktu kecil ya cita-citanya jadi presiden,” kata Asnawi sambil tertawa.
Baca juga:
Kang Supardi, Wartawan Muda Penuh Berkah
Kisah Asnawi mengajarkan kita bahwa kesuksesan bisa diraih oleh siapa saja, asalkan kita memiliki kemauan yang kuat dan tidak mudah menyerah. Ia juga membuktikan bahwa kita tidak perlu malu dengan pekerjaan apa pun, selama itu halal dan dapat menghidupi diri sendiri.
Untuk Asnawi, gorengan bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga jembatan menuju kesuksesan.
Comment